Tanah Tabu -- Anindita S. Thayf
Mabel percaya takdir akan berakhir buruk jika kita tidak menjaga langkah, apalagi bagi perempuan seperti dirinya. Tapi Mace, sang menantu, belum bisa melupakan trauma masa lalu. Sementara Leksi, cucu kesayangan Mabel, masih suka semaunya sendiri. Beruntung ada Pum dan Kwee yang bisa diandalkan. Bersama keduanya, si kecil Leksi belajar menjalani hidup yang keras di Tanah Tabu.
Dan, pada kita semua, Mabel berpesan, “Kita harus tetap kuat... Jangan menyerah. Terus berjuang demi anak-cucu kita. Mereka harus mendapatkan kehidupan yang lebih baik.”
Novel ini enak dibaca dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi... Menggabungkan dunia rasional dan fantasi.
-- Koran Tempo
Tanah Tabu menyapa pembaca dengan narasi-narasi kritis tentang perempuan, kapitalisme, patriarki, dan kekuasaan.
-- Suara Merdeka
Novel Tanah Tabu adalah tanda seru dan tanda tanya untuk semua pihak agar memerkarakan Papua yang mesti bebas dari derita dan tragedi.
-- Media Indonesia
Novel ini didedahkan dengan bahasa yang sangat menggelitik, atraktif, sekaligus inspiratif.
-- Koran Jakarta
Tanah Tabu merefleksikan sekaligus merayakan gugatan terhadap berbagai problematika yang merundung Papua.
-- Lampung Post
Kehadiran Tanah Tabu seperti kelereng zamrud di atas nampan keramik putih. Kemilau. Cemerlang.
-- Madina
Cantik itu Luka - Eka Kurniawan
Pengarang Eka Kurniawan Negara Indonesia Bahasa Indonesia Genre Penerbit
- Penerbit Jendela
- Gramedia Pustaka Utama(Jakarta)
Tanggal rilis 2002 Halaman 537 halaman ISBN 978-602-031-258-3
Cantik itu Luka merupakan novel pertama karya penulis Indonesia, Eka Kurniawan. Pertama kali diterbitkan tahun 2002 atas kerjasama Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela. Edisi kedua dan seterusnya, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sejak tahun 2004.
Novel ini pernah masuk long list Khatulistiwa Literary Award tahun 2003. Pada tahun 2006, terbit edisi bahasa asing pertama atas usaha Ribeka Ota yang menerjemahkannya ke dalam Bahasa Jepang.
-----Di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberinya nama si Cantik.-----
"Inilah sebuah novel berkelas dunia! Membaca novel karya pengarang Indonesia kelahiran 1975 dan alumnus Filsafat UGM ini, kita akan merasakan kenikmatan yang sama dengan nikmatnya membaca novel-novel kanon dalam kesusastraan Eropa dan Amerika Latin. Kecakapan Eka mengisahkan kejatuhan sebuah keluarga incest dengan titik pusat pengisahan pada tokoh Dewi Ayu (lahir dari ayah Belanda dan ibu Nyai) dalam gaya berkisah yang dengan enteng mencampuradukkan realisme dan surealisme, mengawinkan kepercayaan-kepercayaan lokal dengan silogisme filsafat yang membobol semua tabu, dan memberikan hormat yang sama pada realitas sejarah dan mitos, merupakan pencapaian luar biasa mengingat novel ini merupakan novel pertamanya. Di akhir masa kolonial sebuah Suratan yang aneh memaksa Dewi Ayu, seorang perempuan elok, memasuki kehidupan yang tak pernah dia bayangkan: menjadi pelacur. Kehidupan sebagai pelacur terus dijalaninya sampai ia memiliki tiga anak gadis yang cantik. Ketika ia mengandung anaknya keempat ia berharap anaknya buruk rupa. Itulah yang terjadi. Si buruk rupa itu ia beri nama si Cantik. Sebagaimana layaknya novel-novel kuat, tokoh-tokoh dalam novel ini perkembangan karakter dan fase hidupnya dikawal dengan teliti dari awal hingga akhir sehingga kemungkinan terjadinya desepsi dan akronisme peluangnya tertutup sama sekali." (HORISON, edisi Maret 2003)
"Perihal berbagai gaya dan bentuk yang diaduk jadi satu ini, CIL memang sebuah penataan berbagai capaian sastra yang pernah ada. Seluruh referensi yang ada dalam bagasi penulisnya, hadir bercampur aduk membentuk mozaik konstruksi linguistik yang dinamis." (Alex Supartono, Kompas, 30/11/2003)
Sumber : Wikipedia.